Usman bin Affan (23-35 H atau 644-656 M)
Menjelang akhir hayatnya Khalifah Umar bin Khattab sudah mengajukan calon sebanyak enam untuk menggantikan sebagai khalifah, yaitu Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqas, Abdurrahman bin Auf, dan Thalhah bin Ubaidillah. Namun Abdurrahman bin Auf mengundurkan diri.
Setelah Abdurrahman diizinkan mengundurkan diri ia diberi tugas mengumpulkan dan memimpin umat Islam untuk berunding memilih calon yang tinggal lima orang tersebut. Dari hasil musyawarah banyak pendapat tertuju pada Usman dan Ali. Dengan pertimbangan usia lebih tua maka diangkatlah Usman Bin Affan sebagai Khalifah ketiga menggantikan Umar bin Khattab.
1.Usaha-usaha Khalifah Usman bin Affan
Wilayah Islam setelah wafatnya Umar bin Khattab bertambah luas sekali sehingga tugas khalifah Usman bin Affan semakin bertambah berat dengan munculnya problem-problem baru. Namun demikian dapat dilaksanakan dan diselesaikannya satu demi satu.
Setelah pengangkatan khalifah tindakan yang diambil Usman bin Affan adalah sebagai berikut.
a. Menumpas Para Pemberontak.Mereka adalah Kaisar Konstantin anak Heraklius dan Yazdajird. Keduanya mencoba untuk merebut kembali kota Iskandariah di Mesir dan Khurasan di Persia dan berhasil. Namun demikian, tidak lama kemudian tentara Islam berhasil merebut kembali kedua kota tersebut. Pertempuran sengit terjadi antara pasukan Romawi dengan tentara Islam, dengan semangat jihat yang tinggi tentara Romawi dapat dipukul mundur. Peperangan itu terjadi pada tahun 31 H atau 612 M dikenal dengan sebutan perang Zatus Sawari.
b. Perluasan Daerah Islam
Panglima Ubaidillah dapat menaklukkan Afrika Utara yaitu Tunisia,Nabia (Sudan) dan Tripoli. Kemudian untuk Asia Tengah dapat menundukkan Armenia, Azerbajan, Tabraristan, Kabul, dan daerah Gizmah di Turkistan.
c. Armada Angkatan Laut
Dibawah komando Muawiyah bin Abi Sufyan, Khalifah Usman bin Affan berhasil membangun pelabuhan angkatan laut beserta armadanya, sehingga pulau Cyprus yang terletak di laut tengah dapat ditaklukkan.
d. Penulisan Mushaf Al Quran
Rasulullah memberi kelonggaran kepada kabilah-kabilah Arab untuk membaca Al Quran menurut dialek mereka. Namun ketika wilayah kekuasaan Islam semakin luas, cara membaca Al Quran yang digunakan umat Islam semakin banyak corak dan dialeknya. Hal ini oleh sahabat Huzaifah bin Yaman dilaporkan kepada Khalifah Usman bin Affan untuk diperhatikan jalan keluarnya. Berdasarkan peristiwa tersebut khalifah membentuk panitia penulisan Al Quran yang terdiri atas Zaid bin Tsabit sebagai ketua, Abdullah bin Zubair, Saad bin Abi Waqas, dan Abdurrahman bin Haris sebagai anggota. Dalam penulisannya, Khalifah berpesan supaya berpendoman pada para sahabat yang hafal dan berpendoman pada Al Quran yang telah dibukukan pada masa Abu Bakar As Siddiq. Dialek yang digunakn dikembalikan kepada bahasa atau dialek Quraisy. Penulisan Mushaf Al Quran dibuat sebanyak lima buah kemudian dikirim ke Mekah, Syiria, Basrah, Kufah, dan yang satunya disimpan di rumah Khalifah Usman bin Affan yang disebut Mushaf Al Imam.
2. Keteladanan Usman bin Affan
Usman bin Affan termasuk sahabat yang masuk Islam setelah Abu Bakar As Siddiq. Ia pernah menjadi sekretaris Rasulullah saw. dan pada masa Abu Bakar menjadi penasihatnya. Ia adalah saudagar kaya raya serta dermawan. Sifat yang menonjol dari beliau adalah sifat kedermawanannya, sebagian hartanya dibelanjakan untuk kepentingan Islam.
Pada saat Rasulullah mengerahkan jaisyul Ushrah yaitu tentara yang dikerahkan pada masa paceklik atau kesukaran ketika akan menghadapi Perang Tabuk, Usman bin Affan menyumbangkan hartanya berupa 1000 ekor unta, 70 ekor kuda, dan 10.000 uang dirham.
Ketika Madinah mendapat kesulitan air, Usman bin Affan membeli sumur rumah milik orang yahudi yang tidak pernah kering sumber mata airnya dengan harga 20.000 ribu dirham, harga yang sangat mahal pada waktu itu. Kemudian setiap hari Jum'at beliau memerdekakan seorang budak. Usman bin Affan memperoleh gelar Zunnurrain yaitu orang yang mendapat dua cahay karena memperistri dua putri Rasulullah saw. yang pertama Ruqayyah, setelah meninggal dikawinkan dengan Uni Kalsum putri Rasulullah saw. yang lainnya. Ia juga dijuluki Hijrataini karena ikut hijrah Nabi dua kali.
Khalifah Usman bin Affan seorang yang penyabar. Sifat yang baik ini digunakan keluarga dan kerabatnya untuk minta dan menduduki jabatan pemerintahan, apalagi beliau makin tua dan lemahnya fisiknya. Lama kelamaan mereka yang tidak cakap pun banyak yang duduk sebagai penjabat sehingga berakibat pemerinhan menjadi tidak baik. Terjadilah pemberontakan-pemberontakan, setelah dikepung selama 40 hari akhirnya meninggal akibat pedang para pemberontak. Usman bin Affan memerintah cukup lama, yaitu 12 tahun mulai 23-35 H atau 644-656 M.
Refrensi : Buku Agama Islam SMP Kelas IX
Yudhistira